BAB I
PENDAHULUAN
Puasa merupakan salah satu rukun islam yang artinya kita yang beragama islam wajib menjalankan ibadah yang satu ini. Puasa memang kegiatan yang tidak hanya ada di bulan ramadan saja dan jug kebanyakan umat beragama memiliki kegiatan seputar puasa. Namun jika kita melihat puasa dari sisi sains ternyata memiliki banyak manfaat untuk kesehatan tubuh kita dan harus kita ketahui bahwa puasa obat yang paling efektif untuk macam-macam penyakit.
B. RumusanMasalah
1. Penertian puasa
2. Macam-macam puasa
3. Terapi dengan puasa di berbagai aspek
4. indikator puasa yang baik
5. Puasa dan kesehatan mental
C. Tujuan
Makalah ini di tulis dengan tujuan untuk memberi pengetahuan pada pembaca bahwa puasa tidak hanya memperkukuh keimanan dan ketakwaan kita terhadap allah swt, puasa juga ternyata dapat di jadikan sebagai terapi pengobtan. Semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi Puasa
Menurut bahasa puasa berarti ‘’menahan dari sesuatu’’, menurut istilah ialah ‘’menahan diri dari segala perbuatan yang membatalkan seperti makan, minum dan bersenggama dari mulai terbit fajar hingga terbenam matahari, karena perintah Allah senmata-mata, dengan disertai niat syarat-syarat tertentu.
Sedangkan menurut Imam Barakat Abdullah Ba’Iawy Al-Hadad menyebutkabn bahwa puasa itu memiliki ruh (jiwa) dan bentuk. Bentuk dari puasa adalah menahan diri dari makan, minum, bersetubuh mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari dengan suatu niat (ibadah).
B. Macam-macam Puasa
a. Puasa wajib, yang termasuk puasa wajib yaitu : puasa Ramadhan, puasa kaffarat dan puasa nadzar.
b. Puasa Sunnah, yang termasuk puasa sunnah yaitu: puasa enam hari di bulan syawal, puasa arafah, puasa hari asyura, puasa tiga hari pertengfahan bulan, puasa hari senin dan kamis, puasa sunnah nabi Daud, puasa di bulan Sya’ban.
C. Terapi dengan puasa di berbagai aspek
Meskipun di dalam salah satu hadist Qudsi dinyatakan bahwa puasa itu untuk Allah swt dan dia sendiri yang akan membalasnya, yang karena ia merupakan ibadah yang bersifat mahdhah (langsung kepada Allah swt) dan supra rasional artinya tidak dapat dicerna dengan akal. Akan tetapi, hal tersebut tidak berarti bahwa puasa itu sepi dari himah, manfaat, dan faedah bagi pelakunya. Orang-orang beriman , diwajibkan berpuasa dan dianjurkan puasa sunnat lantaran puasa ini memberikan pengaruh dan himah untuk meningkatkan nilai-nilai manusia dan mempertinggi mutunya yang meliputi aspek: ruhaniah (kejiwaan), ijtamiyah (sosial), dan shihiyah (kesehatan).
a. Aspek kejiwaan
Dalam aspek ruhaniyah ini, puasa memberikan bagi pelakunya antara lain:
1. Puasa melatih pelakunya untuk memiliki watak dan akhlak yang mulia serta menanamkan sifat-sifat keperibadian yang luhur. Seperti amanah, jujur, dan dapat dipercaya serta membiasakan diri takut kepada Allagh swt baik disaat sendiri maupun saat beramai-ramai karena tidak ada yang mengawasi orang yang berpuasa kecuali kepada Allah swt.
2. Puasa membiasakan psabar, tahan penderitaan, serta melatih jiwa dan membantu pengendaliannya hingga ia memiliki sikap takwa dan luka menyuburkannya.
3. Sikap takwa yang dapat ditumbuhkan oleh puasa ini menunjukkan besarnya faedah puasa dan hikmahnya yang sangat tinggi yaitu membiasakan jiwa orang yang berpuasa meninggalkan keinginan-keinginan nafsu yang dibolehkan demi melaksanakan perintah Allah swt dan mengharap pahala.
b. Aspek social
1. Puasa membiasakan umat untuk berdisiplin dan bersatu padu, cinta keadilan, dan persamaan antar sesame. Puasa juga membentuk sifat kasih dan ikhsan pada orang-orang mukmin hingga masyarakat terjaga dari kejahatan dan kerusakan karna telah tercipta solidaritas yang tinggi dan ukhuah yang berdasarkan pada iman di antara mereka.
2. Puasa memberikan pengalaman langsung tentang keadaan dan penderitaan yang dialami oleh kaum fakir miskin atau mereka yang menderita musibah kelaparan dan sebagainya.
c. Aspek kesehatan fisik
Dalam aspek ini puasa dapat memberikan manfaat bagi pelakunya antara lain bahwa puasa dapat membersihkan perut dan memperbaiki pencernaan serta membersihkan badan dari kotoran yang merusak. Selain itu para ahli kedokteran juga mengakui bahwa banyak penyakit yang berasal dari masalah perut. Karna itu mereka menyimpulkan bahwa ibadah puasa adalah terapi mujarab untuk menyegarkan kembali jasmani manusia.Eksperimen menunjukkan banyak gejala penyakit yang bisa di tangkal dengan menjalani terapi puasa.
d. Aspek Kesehatan mental
1. Puasa sebagai pencegah gangguan kejiwaan
Pakar ilmu jiwa menyimpulkan bahwa yang mendorong/melatar belakangi manusia bertindak, bnerperilaku dan bekewrja adalah berdasarkan kebutuhan-kebutuhan yang dapat dibagi kepada dua macam , yaitu: kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani.
2. Puasa sebagai pembinaan kesehatan mental
Dalam ilmu kesehatan mental , terdapat suatu cara penyesuaian diri yang tidak sehat yang disebut pembelaan, yaitu orang yang tidaK berani mengakui kepada dirinya bahwa ia telah melanggar nilai-nilai yang dianjutnya sendiri. Ibadah puasa mencegah terjadinya gangguan-gangguan kejiwaan. Nilai puasa itu benar-benar menjangkau lubuk yang terdalam pafa diri ,manusia yang menunjang kepada pembinaan akhlak mulia.
3. Puasa sebagai pengobatan terhadap gangguan kejiwaan.
Pengobatan kejiwaan yang baik adalah menghilangkan penyebab terjadinya gangguan tersebut. Diantara penyebab gangguan kejiwaan yang banyak terdapat adalah rasa berdosa atau bersalah dan rasa dendam.
D. Indikator Puasa Yang Baik
Sedemikain penting dan baiknya hikmah puasa bagi berbagai segi kehidupan manusia, tentunya setiap orang ingin melaksanakannya, meraih manfaat dan keuntungan bagi dirinya, terutama manfaat rohaniya kejiwaan yang sangat di dambakan oleh setiap orang.
Berikut ciri puasa yang baik, antara lain:
a. Dapat mengntarkan sikap hidup takwa.
Orang yang bertakwa sebagai buah dari ketaatan dan kepatuhan menjalakn perintah dan mejauhi larangannnya akan selalu berkata benar, berkata yang mengejukkan , bertindak jujur dan adil, dermawan memenuhi janji tidak mendendam, berkasih saying, dan sebagainya
b. Mampu mengurangi ketekanan jiwa .
Problem utama kesehatan manusia adalah timbulnya berbagai stressor psiko sosial pada masyarakat seperti ketikmampuan mengikuti perkembangan zaman, kesenjangan komunikasi, beban kerja yang menumpuk, target yang tidak tercapai, dan persaingan tidak sehat. Akibatnya, banyak oranng menderita ketegangan, kecemasan, depresi, tidak puas, kecewa, curiga berlebihan kepada orang lain.
c. Membangun kepercayaan diri.
Secara psikis, doa memiliki pengaruh terhadap rohani. Senjata orang beriman ini menjadikan jiwa tenang dan tabah. Doa memperkuat semangat juang dan mndatangkan optimisme. Doa adalah terapi psikomatik seperti takut, cemas, ragu-ragu, dan sebagainya.
d. Memupuk solidaritas sosial
Banyak orang menyerukan solidaritas namun banyak pula yang hanya sebatas retorika, teore, aksesoris, dan kata-kata, belum pada tahapan aksi dan praktik langsung. Disinilah nilai kelebiahan dari puasa yakni dapat memupuk solidaritas sosial. Dengan puasa orrang-orang kaya akan merasakan betapa sakitnya dan perihnya menahan lapar. Perasaan ini akan mengingatkan mereka kepada sebagian saudaranya yang senantisa menahan dahaga sepanjang waktu.
Dari pengalaman ini, maka akan timbul sikap murah hati guna menolong mereka yang serba kekurangan dan lemah, yang pada akhinya akan melahirkann sikap kasih sayang kepada sesama muslim.
e. Sebagai pengendalian diri.
Puasa dalam hal ini melatih manusia mengendalikan diri selain meningkatkan keimanan. Anjuran berpuasa dengan menahan diri dari kata-kata dan perilaku negative melatih manusia untuk menghindari manuisia dari kejahatan seperti memprofokasi dan berkarakter mulia seperti berkasihsayang.
f. Menyehatkan emosional
Orang yang menjadikan puasa di tuntuut untuk memelihara emosinya. Emosi tidak boleh di biarkan lepas puasa itu mulia. Kemuliaan puasa tidak boleh di rusak dengan perilaku kampungan yang tidak terkontrol dan jangan menjadikan nilai puasa lenyap
g. Dapat melatih kesabaran
Dengan latihan kesabaran, secara fisikis orang yang berpuasa lebih memiliki kesiapan dan ketahanan dalam menghadappi derita, ujian, dan cobaan hidup.
Menurut pandangan Al-Ghazali dalam bukunya Ihya Ulumuddin, sebagaimana ditulis Wahjotomodalam keadaan lapar karenapuasa sebenarnya akan diperoleh beberapa manfaat yaitu:
1. Bersih hati, bersinanya kecerdasandantembusnyapenglihatan mata hati
2. Halus dan bersihnya hati yang dengan itu dipersiapkan untuk memperolehketekunan berzikir
3. Terlepasnya dari nafsu-nafsu yang hina, sehinggaterhindar dari jebakan-jebakan kenikmatan, kegembiraan dan kufur nikmat.
4. Tidak melupakan cobaan Allah yang ditimpakan kepada orang lain.
5. Hancurnya nafsu-nafsu syahwat pada perbuatan-perbuatan maksiat ataupun jahat.
6. Menolak tidur atau dapat mengurangi frekuensi tidur yang tinggi.
7. Memudahkan dorongan untuk semakin beribadah.
8. Memiliki badan yang sehat sehingga kecil kemungkinan untuk menggapai penyakit.
9. Dapat meringankan biaya pembelajaran
10. Lebih kemungkinan untuk hidup tidak boros, sehingga dapat menyisihkan kelebihan makan atau lainnya untuk para yatim dan fakir miskin.
E. Puasa Dan Kesehatan Mental
Peranan puasa dalam menciptakan kesehatan mental cukup besar,waan, baik sebagai pengobatan terhadap gangguan kejiwaan, sebagai pencegahan agar tidak terjadi gangguan kejiwaan maupun sebagai alat untuk kesehatan mental. Dalam ibadah puasa, kejujuran yang dituntut adalah jujur terhadap diri sendiri disamping jujur kepada orang lain. Orang yang tahu persisi apakah seseorang itu berpuasa atau tidak, adalah dirinya sendiri. Orang lain dapat dibohonginya. Sebab menelan air waktu berkumur-kumur sudah menyebabkan puasa batal, walaupun ia meneruskan puasanya, tidak makan, minum maupun yang membatalkan puasa.
Puasa juga merupakan hubungan ruhani antara makhlk dengan Kholiknya, orangyangsedang mengerjakan puasa dengan khusus tidak akan merasa sendiri. Puasa bertujuan agar manusia selaludekat dengan Allah swt, sehingga mendorong manusiauntuk berusaha dantidak tergelincir serta terperosok kepada gelisah, bersalah, dan tidak tenang.Adapun kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari gejala jiwa seperti cemas,adana konflik,hingga timbul rasagelisah dan prustasi. Oleh karena itu, hubungan ibadah puasa dengan kesehatan mental sangat erat, karena ibadah puasa mampu menyehatkan mental manusia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahwa dapat kita ketahui puasa tidak hanya di lakukan sebagai ibadah saja tetapi puasa juga dapat di jadikan sebagai terapi pengobatan, dan puasa adalah cara yang paling baik.tingkat pegaruh puasa terhadap kesehatan mental manghasilkan nilai yang valid dengan demekian pengaruh puasa terhadap kesehatan mental cukup atau sedang.
Ada tiga asfek dalam terapi puasa
1. Aspek kejiwaan
2. Aspek sosial
3. Aspek kesehatan fisik
4. Aspek kesehatan mental
B. Saran
Sebaiknya menjalankan ibadah puasa dengan rasa penuh keikhlasan sehingga dengan puasa yang di jalankan akan menjadikan diri kita lebih bertakwa, bukan berpuasa hanya ingin menurunkan berat badan.
DAFTAR PUSTAKA
M.Baghir al-Habsyi, Fiqih Prasktis, (Bandung: Mizan, 1999), hlm.345.
2 Al-Habsyi, Fiqih Praktis, hlm.343.
3 Dedi Junaedi, Pedoman Puasa Tuntunan dan Permasalahannya, (Akademika Presindo,2004), hlm. 11-15.
4 Zakiah Drajat, Puasa Meningkatkan Kesehatan Mental, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1989), hlm. 26.
5 Ahmad Syarifuddin, Puasa Menuju Sehat Fisik Dan Psikis, (Gema Insani Press, 2003), hlm. 175-230.
6 Edy A. Effendi, Ribuan Hikmah Puasa, (Jakarta: Puspa Suara, 1997), hlm. 40.
Untuk Melihat Kumpulan Makalah Anda Bisa Klik Disini
Untuk Melihat Kumpulan Kisah Inspiratif Anda Bisa Klik Disini
Untuk Melihat Kumpulan Tips Kesehatan Anda Bisa Klik Disini
Untuk Melihat Kumpulan Humor Sufi Anda Bisa Klik Disini
Untuk Melihat Kumpulan Cerpen Anda Bisa Klik Disini
Untuk Melihat Kumpulan About Islam Anda Bisa Klik Disini
Untuk Melihat Kumpulan Cerita Lucu Anda Bisa Klik Disini
Untuk Melihat Kumpulan Wanita Dan Cinta Anda Bisa Klik Disini
Untuk Melihat Kumpulan Keluargaku Lophe-lophe Anda Bisa Klik Disini
0 comments:
Post a Comment