Get me outta here!

Friday, March 24, 2017

MAKALAH TENTANG : MAKKIYYAH DAN MADANIYYAH

                                                               KATA PENGANTAR

        Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “MAKKIYYAH DAN MADANYYAH". Dan shalawat beriring salam tidak lupa penulis ucapkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad Saw dengan ucapan allahumma shalli “ala saidina Muhammad wa tala "Ali saidina Muhammad.
        Selanjutnya terima kasih kami ucapkan kepada Ibu dosen pengampu yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami ini.
Kami juga menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini mungkin masih terdapat kesalahan dan kekurangan, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun khususnya bagi yang membaca makalah ini.
         Demikianlah yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan yang membaca makalah ini, serta diridhoi Allah SWT.

                                               MAKKIYYAH DAN MADANIYYAH
A. Pendahuluan
         Judul-judul dari semua surat Al-Quran mengisyaratkan adanya notasi apakah surat itu diwahyukan pada masa Mekah atau Madinah. Meskipun pemisahan hitoris ini sering dikaitkan dengan perbedaan sifat Nabi dan karakter muslim di kedua tempatitu, ia juga mengandung prinsip vital untuk memahami kronologi revelasi (pewahyuan) AlQuran. Sayang sekali, komunitas muslim telah mencabut kembali tugas untuk merumuskan kronologi Al-Quran secara utuh. Sebab, barangkali usaha ke arah itu dianggap berbahaya karena bias-bisa wahyu yang abadi ini, jika diurai menurut termaterma temporal akan mengubah apa yang telah diurutkan Nabi dan komunitas muslim awal.
         Bagi sarjana muslim modern, seperti Fazlur Rahman, Al-Quran hanya bias dipahami dengan tepat dan benarjika dilakukan dalam kerangka (framework) kronologis, Ia mengatakan bahwa pemahaman mengenai quranic sizim leben atau framework kronologi Al-Quran tidak bisa dielakkan. Meskipun tentu saja terdapat usaha-usaha kaum muslimin awal untuk mendalami suatu kronologis surat-surat Al-Quran secara menyeluruh, sub-disiplin dari studi-studi kronologi Al-Quran, pada dasarnya adalah produk kesarjanaan modern, (terutama) Barat.
         Para sarjana muslim umumnya sepakat bahwa pada mulanya sebagian besar AlQuran diturunkan atau diwahyukan dalam unit-unit pendek. Mereka mengasumsikan bahwa sebagian besar unit Al-Quran dalam suatu surat diwahyukan pada masa yang sama. Berdasarkan ini, mereka mengklasifikasikan surat-surat Al-Quran sebagai surat "Makkiyyah" atau " Madaniyyah", dan deskripsi semacam ini dimasukkan ke dalam muqadimah setiap surat dalam salinan-salinan Al-Quran yang belakangan.

B. Pengertian Makkiyyah dan Madaniyyah
          Para sarjana muslim mengemukakan empat perspektif dalam mendefenisikan termonologi Makkiyyah dan Madaniyyah. Keempat perspektif itu adalah : Masa turun (zaman an-nal), tempat turun (makan an-nal), objek pembicaraan (mukharab) dan tema pembicaraan (madu).
Dari prespektif masa turun, mereka mendefinisikan kedua terminologi di atas sebagai berikut:
المكي : مائزل قبل الحجرة وإن كان يغير مكة
 والمذني : مائزل بخذ الحجرة وإن كان يغير مدينة
 فما نزل بئذ الحجرة ولو يمكة أو عرفة مذني
        Artinya: "Makkiyyah ialah ayat-ayat yang turun sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah, kendatipun bukan turun di Mekah, sedangkan Madaniyyah adalah ayat-ayat yang turun sesudah Rasulullah hijrah ke Madinah, kendatipun bukan tiarum di Madaniyyah. Ayat ayat yang turun setelah peristiwa hijrah disebut Madaniyah walaupun turun di Mekah atau Arafah
         Dengan demikian, surat An-Nisa’ 4: 58 termasuk kategori Madaniyyah kendatipun diturunkan di Mekah, yaitu pada peristiwa terbukanya kota Mekah (fah makkah). Begitu pula, surat Al-Maidah [5]:3 termasuk kategori Madaniyyah kendatipun tidak diturunkan di Madinah karena ayat itu diturunkan pada peristiwa haji wada".

Dari perspektif tempat turun, mereka mendefinisikan kedua terminology di atas sebagai berikut :
مائزل يمكة وماجا ورخا كمنى وعرقة وخذ نبية
 والمذ لي : مائزل بالمدينة وماجاورخا كالخد وقبا وسلع

Artinya :
       "Makkiyyah ialah ayat-ayat yang turura di Mekah dan sekitarnya seperti Mina, Arafah, dan Hudaibiyyah, sedangkan Madaniyyah adalah ayat-aya yang turun di Madinah dan sekitarinnya, seperti Uhmad Quba, dan Sul‘a.

         Terdapat celah kellemahan dari pendefinisian di atas sebab terdapat ayat-ayat tertentu, yang tidak diturunkan di Mekah dan di Madinah dan sekitarnya. Misalnya surat At-Taubah (9: 42 diturunkan di Tabuk, surat Az-Zukhruf (43): 45 diturunkan di tengah perjalanan antara Mekah dan Madinah. Kedua ayat tersebut, jika melihat defenisi kedua, tidak dapat dikategorikan ke dalam Makkiyyah dan Madaniyyah.
Dari perspektif objek pembicaraan, mereka mendefinisikan kedua terminologi di atas sebagai berikut:
المكي. ما كان خطا بالافل مكة. والمدني: ما كان خطا بالاخل المدينة
Artinya :
         "Makkiyyah adalah ayat-ayat yang menjadi khitab bagi orang-orang Mekah, sedangkan Madaniyyah adalah ayat-ayat yang menjadi kihitab bagi orang-orang Madinah.
         Pendefinisian di atas dirumuskan para sarjana muslim berdasarkan asumsi bahwa kebanyakan ayat Al-Quran dimulai dengan ungkapan "ya ayyuha ala-naas yang menjadi criteria Makkiyyah, dan ungkapan "ya ayuha Al-ladzina" yang menjadi criteria Madaniyyah. Namun, tidak selamanya asumsi ini benar. Surat Al-Baqarah (2). misalnya, termasuk kategori Madaniyyah, padahal di dalamnya terdapat salah satu ayat, yaitu ayat 21 dan ayat 168, yang dimulai dengan ungkapan "ya ayuha An-nas". Lagi pula banyak ayat Al-Quran yang tidak dimulai dengan dua ungkapan diatas.”


        Adapun pendefinisian Makkiyah dan Madaniyyah dari persfektif tema pembicaraan akan disinggung lebih terinci dalam uraian karakteristik kedua klasifikasi tersebut.
        Kendatipun mengunggulkan pendefinisian Makkiyyah dan Madaniyyah dari perspektif masa turun, Subhi Shalih melihat komponen-komponen serupa dalam tiga pendefinisian. Pada ketiga versi itu terkandung komponen masa tempat dan orang. Bukti lebih lanjut dari Tesis Shalih di atas bisa dilihat dalam kasus surat    Al-Mumtahanah (60). Bila dilihat dari perspektif tempat turun, surat itu termsuk Madaniyyah karena diturunkan sesudah peristiwa hijrah.

B. Cara-fara Mengetahui Makkiyyah dan Madaniyyah
        Dalam menetapkan mana ayat-ayat Al-Quran yang termasuk kategori Makkiyyah dan Madaniyyah, para sarjana muslim berpegangteguh pada dua perangkat pendekatan.
1. Pendekatan Transmis (Periwayatan)
      Dengan perangkat pendekatan transmisi, para sarjana muslim merujuk kepada riwayat-riwayat valid yang berasal dari para sahabat, yaitu orang-orang yang besar kemungkinan menyaksikan turunnya wahyu, atau para generasi tabin yang saling berjumpa dan mendengarlangsung dari para sahabat tentang aspek-aspek yang berkaitan dengan proses kewahyuan Al-Quran termasuk di dalam nya adalah informasi kronologis Al-Quran.
2. Pendekatan Analogi (Qiyas)
         Ketika melakukan kategorisasi Makkiyyah dan Madaniyyah, para sarjana musim penganut pendekatan analogi bertolak dari ciri-ciri spesifik dari kedua klasifikasi itu. Dengan demikian, bila dalam surat Makkiyyah terdapat sebuah ayat yang memiliki ciriciri khusus Madaniyyah, ayat ini termasuk kategori ayat Madaniyyah. Tentu saja, para ulama telah menetapkan tema-tema sentral yang ditetapkan pula sebagai ciri-ciri khusus bagi kedua klasifikasi itu. Misalnya mereka menetapkan tema kisah para Nabi dan umatumat terdahulu sebagai ciri khusus Makkiyyah; Tema faraid dan ketentuan had sebagai ciri khusus Madaniyyah.

C. Ciri-ciri Spesifik Makkiyyah dan Madaniyyah
        Seperti telah diuraikan di atas, para sarjana muslim telah berusaha merumuskan ciri-ciri spesifik Makkiyyah dan Madaniyyah dalam menguraikan kronologis Al-Quran. Mereka mengajukan dua titik tekan dalam usahanya itu, yaitu titik tekan analogi dan titik tekan termatis. Dari titik tekan pertama, mereka memformulasikan ciri-ciri khusus Makkiyyah dan Madaniyyah sebagai berikut:
1. Makkiyyah
a. Di dalamnya terdapatayatsajdah
b. Ayat-ayatnya dimulai dengan kata "kala"
c. Dimulai dengan ungkapan 'ya ayuha an-nas" dan tidak ada ayat yang dimulai dengan ungkapan ya ayuha Al-ladzina", kecuali dalam surat Al-Haj (22), karena di penghujung surat itu terdapat sebuah ayat yang dimulai dengan ungkapan'ya ayuha Al-ladzina"
d. Ayat-ayatnya mengandungtema kisah para nabi dan umat-umat terdahulu
e. Ayat-ayatnya berbicara tentang kisah Nabi Adam dan Iblis, kecuali surat AlBaqarah (2): dan
f. Ayat-ayatnya dimulai dengan huruf-huruf terpotong-potong ( huruf al-tahaji ) seperti aliflam mim dan sebagainya, kecuali surat Al-Baqarah [2] dan Ali ‘Imran
2. Madaniyyah
a. Mengandung ketentuan-ketentuan faraid dan had
 b. Mengandung sindiran-sindiran terhadap kaum munafik, kecuali surat Al-Ankabut [29]; dan
 c. Mengandunguraian tentang perdebatan dengan Ahli Kitabin

D. Klasifikasi Ayat-Ayat dan Surat-Surat Al-Quran
        Menurut edisi standar Mesir 86 surat termasuk dalam periode Mekah, sementara 28 surat lainnya berasal dari periode Madinah Dasar dari determinasi kronologis ini adalah permulaan surat. Sebuah surat, misalnya, dianggap dari Mekah jika ayat-ayat awalnya diturunkan di Mekah, meskipun berisi juga ayat-ayat yang diturunkan di Madinah. Terkadang ada juga perbedaan pendapat dikalangan kaum muslimin mengenai apakah surat ini termasuk Makkiyyah dan Madaniyyah. Tidaklah mengejutkan jika prinsip klasifikasi yang diterapkan kaum muslimin menghasilkan kesimpulan yang berbeda-beda. Perbedaan kesimpulan ini lebih banyak ditemukan jika dibandingkan dengan yang disimpulkan oleh sarjana Barat.
        Dalam pandangan para sarjana muslim, pijakan pertama untuk mengklasifikasikan bagian ayat-ayat Al-Quran adalah hadis dan pernyataan-pernyataan para mufasir belakangan. Meskipun tampak memberi perhatian pada bukti-bukti internal, para sarjana muslim yang mula-mulajarang menggunakannya secara eksplisit dalam argumentasi-argumentasinya. Hadis-hadis yang dipermasalahkan di sini biasanya kurang lebih bermakna bahwa suatu bagian Al-Quran tertentu diwahyukan sehubungan dengan peristiwa tertentu. Jadi surat Abasa I80: 1-10 dikatakan diwahyukan ketika seorang buta bernama Abdullah bin Umm Maktum menemui Muhammad tatkala beliau tengah berbincang-bincang dengan beberapa pembesar Quraisy yang diharapkan dapat membujuknya. Sebuah contoh tentang susunan kronologi revelasi (pewahyuan) Al-Quran yang ditulis seorang sarjana klasik, bisa disebutkan di sini, dari Ibn Nazhim dalam AlFihris yang memiliki klasifikasi penentuan surat-surat Makkiyyah dari Nu'man Ibn Bashir:°
        Para sarjana muslim pun sepakat bahwa ayat-ayat yang diturunkan di Madinah bisa saja merupakan bagian dari surat yang dirancang sebagai surat Makkiyyah (menurut prinsip permulaan di atas), atau sebaliknya."
         Sistem penanggalan Makkiyyah dan Madaniyyah yang telah dikemukakan seperti terlihat di atas, didasarkan pada tiga asumsi: Pertama, surat-surat Al-Quran yang ada sekarang ini merupakan unit-unit wahyu orisinal. Kedua, adalah memungkinkan untuk menetapkan tatanan kronologisnya. Ketiga bahan-bahan tradisional termasuk literature hadis, sirah (sejarah), asbab An-Nuzul, nasikh mansukh, serta kitab-kitab tafsir bi Alma'tsur telah menyediakan suatu basis yang kokoh untuk penanggalan surat-surat AlQuran. Namun, asumsi-asumsi ini memiliki sejumlah kelemahan mendasar. Lebih jauh, sistem periodisasi Makkiyyah dan Madaniyyah juga tidak memadai sebagai basis kajiankajian termatis-kronologis Al-Quran yang lebih menitik beratkan sistem penanggalannya kepada perkembangan atau peralihan tema dan bagian-bagian individual sebagai unit wahyu orisinil.
          Titik pembabakan penanggalan empat periode di atas adalah masa Nabi hijrah ke Abesina (+ 615 M.), waktu kembalinya Nabi dari Tha’if (+ 620 M.), dan peristiwa hijrah ke Madinah (+622 M), Weil juga memperkenalkan tiga kriteria penyusunan kronologis surat-surat Al-Quran:
1. Rujukan pada peristiwa-peristiwa historis yang diketahui dari sumber-sumber lainnya.
2. Karakter wahyu-wahyu sebagai refleksi dan perubahan-perubahan situasi dan peran Muhammad SAW, dan
3. Penampakan luaran atau bentuk wahyu. Sistem penanggalan empat periode Weil, asumsinya tentang Al-Quran dan kriteria tentang penanggalannya, kemudian memengaruhi dan diikuti oleh sarjana-sarjana Barat.

E. Urgensi Pengetahuan Tentang Makkiyyah dan Madaniyyah

         An-Naisaburi, dalam kitabnya At-Tabih ala Fadhl 'Ulum Al-Quran memandang subjek Makkiyyah dan Madaniyyah sebagai ilmu Al-Quran yang paling utama, Sementara itu, Manna Al-Qaththan mencoba lebih jauh lagi dalam mendeskripsikan urgensi mengetahui Makkiyyah dan Madaniyyah sebagai berikut.
1. Membantu dalam Menafsirkan Al-Quran
      Pengetahuan tentang peristiwa-peristiwa di seputar turunnya Al-Quran tentu sangat membantu memahami dan menafsirkan ayat-ayat Al-Quran, kendatipun ada teori yang mengatakan bahwa yang harus menjadi patokan adalah keumuman redaksi ayat dan bukan kekhusukan shebabin. Dengan mengetahui kronologis Al-Quran pula, seorang mufasir dapat memecahkan makna kontradiktif dalam dua ayat yang berbeda, yaitu dengan pemecahan konsep nasikhmarsukh yang hanya bisa diketahui melalui kronologi Al-Quran
2. Pedoman bagi Langkah-langkah Dakwah
       Setiap kondisi tentu saja memerlukan ungkapan-ungkapan yang relevan. Ungkapan-ungkapan dan intonasi berbeda yang digunakan ayat-ayat Makkiyyah dan ayat-ayat Madaniyyah memberikan informasi metodologi bagi cara-cara menyampaikan dakwah agar relevan dengan orang yang diserunya. Oleh karena itu, dakwah islam berhasil mengetuk hati dan menyembuhkan segala penyakit rohani orang-orang yang diserunya. Di samping itu, setiap langkah-langkah dakwah memiliki objek kajian dan metode-metode tertentu, seiring dengan perbedaan kondisi sosio-kultural manusia. Periodisasi Makkiyyah dan Madaniyyah telah memberikan contoh untuk itu,
3. Memberi informasi tentang Sirah Kenabian
       Penahapan turunnya wahyu seiring dengan perjalanan dakwah Nabi, baik di Mekah atau di Madinah, dimulai sejak diturunkannya wahyu pertama sampai diturunkannya wahyu terakhir Al-Quran adalah rujukan otentik bagi perjalanan dakwah Nabi itu. Informasinya tidak bisa diragukan lagi.

Penutup
Pengertian Makkiyyah dan Madaniyyah
       Dari perspektif masa turun: "Makkiyyah adalah ayat-ayat yang turun sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah, kendatipun bukan turun di Mekah. Adapun Madaniyyah adalah ayat-ayat yang turun sesudah Rasulullah hijrah ke Madinah, kendatipun bukan turun di Madinah. Ayat-ayat yang turun setelah peristiwa hijrah disebut Madaniyyah walaupun turun di Mekah atau Arafah.
        Dari perspektif tempat turun: "Makkiyyah adalah ayat-ayat yang turun di Mekah dan sekitarnya seperti Mina, Arafah, dan Hudaibiyyah. Adapun Madaniyyah adalah ayat-ayat yang turun di Madinah dan sekitarnya, seperti Uhud, Quba’’, dan Sull'a
       Dari perspektif objek pembicaraan: "Makkiyyah adalah ayat-ayat yang menjadi kitab bagi orang-orang Mekah, sedangkan Madaniyyah adalah ayat-ayat yang menjadi khitab bagi orang-orang Madinah.
Cara-cara Mengetahui Makkiyyah dan Madaniyyah
a Pendekatan Transmisi (Periwayatan)
b. Pendekatan Analogi (Qiyas)
Urgensi Pengetahuan tentang Makkiyyah dan Madaniyyah
Membantu dalam menafsirkan Al-Quran
Pedoman bagi langkah-langkah dakwah
Memberi informasi tentang sirah kenabian.

DAFTAR PUSTAKA

Roshun. Anwar. Ulum Al-Quran. Bandung: Pustaka Setia, 2008
Amal, Adna, Taufiq dan Rizal Syamsul. Tafsir Konstektual Al-Quran Bandung Mizan, 1972
Shihab, Quraish. Membumikan Al-Quran Bandung Mizan, 1992
Syafei, Rachmat Ilmu Ushul Figih Bandung Pustaka setia, 1999
Muhammad, Ali, Rujdi. Ilmu Qiraah. Bandung: Pustaka Setia, 1984


Untuk Melihat Kumpulan Makalah  Anda Bisa Klik Disini 

Untuk Melihat Kumpulan Kisah Inspiratif Anda Bisa Klik Disini 

Untuk Melihat Kumpulan Tips Kesehatan Anda Bisa Klik Disini 

Untuk Melihat Kumpulan Humor Sufi Anda Bisa Klik Disini 

Untuk Melihat Kumpulan Cerpen Anda Bisa Klik Disini 

Untuk Melihat Kumpulan About Islam Anda Bisa Klik Disini 

Untuk Melihat Kumpulan Cerita Lucu Anda Bisa Klik Disini 

Untuk Melihat Kumpulan Wanita Dan Cinta Anda Bisa Klik Disini 

Untuk Melihat Kumpulan Keluargaku Lophe-lophe Anda Bisa Klik Disini 

Untuk Melihat Kumpulan News Anda Bisa Klik Disini 

0 comments:

Post a Comment